Belajar memprograman tidak sama dengan belajar bahasa pemrograman. Belajar memprogram adalah tentang metologi pemecahan masalah. Kemudian menuangkannya dalam suatu notasi tertentu yang mudah dibaca dan dipahami. Belajar bahasa pemrograman berarti belajar memakai suatu bahasa, aturan, tata bahasanya, instruksi-instruksinya, tata cara pengoperasian compiler-nya, dan manfaatkan instruksi-instruksi tersebut untuk membuat program yang ditulis dalam bahasa itu saja. Sampai saat ini terdapat puluhan bahasa pemrograman. Kita dapat menyebutkan antara lain bahasa rakitan (assemblly), Fortron, Ada, PL/I, Algol, Pascal, C, C++, Basic, Prolog. Bahasa-bahasa simulasi seperti CSMP, Simscript, GPSS, Dinamo dan banyak lagi. Belakangan juga muncul bahasa pemrograman baru seperti Perl dan Java.
Berdasarkan terapannya, bahasa pemrograman digolangkan atas :
Bahasa Pemrograman Bertujuan Khusus. Yang termasuk kelompok ini adalah Cobol (untuk terapan bisnis dan administrasi), Fortran (terapan komputasi ilmiah), Prolog (terapan kecerdasan buatan), dan sebagainya.
Bahasa Pemrograman Bertujuan Umum. Dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Termasuk dalam kelompok ini adalah Pascal, Basic, dan C. Bahasa-bahasa bertujuan tidak berarti tidak bisa digunakan untuk aplikasi lain. Cobol misalnya dapat digunakan untuk terpan ilmiah.
Langkah-Langkah Pembuatan Program
Langkah-langkah sistematis pembuatan program, sebagai berikut :
Indahnya bersama orang yang disayangi akan membuat hati tenang, damai dan tentram. Walaupun orang yang kita sayangi tidak tahu kalau kita sayang pada dirinya. Biarlah rasa sayang kita untuk dirinya tetap mengalir seperti air. Suatu saat kebahagiaan itu akan datang kepada kita.
Kompleks Pasar Tanah Abang merupakan salah satu objek sejarah di Ibukota. Mengutip buku 250 Tahun Pasar Tanah Abang yang diterbitkan PD Pasar Jaya pada 1982, Tanah Abang tidak terlepas dari sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal nama Tanah Abang, karena belum ada sumber sejarah tertulis mengenai penemuan nama tersebut. Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau abang dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan ketika itu. Tingginya aktivitas ekonomi di kawasan itu mendorong Justinus Vinck, seorang pengusaha sukses, mulai membangun Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltevreden, yang kemudian dikenal dengan Pasar Senen pada 1735. Bangunan awal Pasar Tanah Abang sangat sederhana, bilik-bilik dibuat dari bambu. Seiring perkembangan zaman, perbaikan dan peremajaan terus dilakukan. Peremajaan terakhir dilakukan pada 1975.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.
PERKEMBANGAN TANAH ABANG SAAT INI
Fashion Tanah-abang
Dulu orang beranggapan bahwa pakaian dan busana di Pasar Tanah-Abang itu murah-murah dan kualitasnya rendah.
Itu adalah anggapan orang dulu, sekarang fashion-fashion di pasar Tanah-abang tidak kalah dengan dept-store maupun butik-butik yang ada di mal-mal megah. Harganyapun jauh lebih murah di pasar tanah-abang dibandingkan dengan tempat-tempat tersebut. Tahukah anda bahwa butik-butik yang ada di mal-mal dan dept-store di Indonesia sebagian besar meng-order barang dari pasar Tanah abang?
Mengenai modelnya, orang-orang akan tidak percaya, bahwa sebenarnya trendsetter fashion di Indonesia adalah dari pasar Tanah-abang.
Pakaian yang dipakai para artis sinetron yang biasa ditayangkan di TV-TV ataupun pakaian para penyanyi beken Indonesia kebanyakan di supply dari tanah abang.
Jadi tidak perlu lagi merasa minder memakai produk-produk tanah-abang, sebaliknya harus bangga karena model yang anda pakai itu pasti yang lagi trend.
Saat ini, kota tanah abang berkembang sangat pesat dibandingkan Sejarah Tanah abang masa lalu. Dari segi bangunan di Kota Tanah Abang sudah sangat beda yang terlihat megah dan modern di banding bangunan di Kota Tanah Abang masa lalu. Dan menjadi pusat grosir di wilayah Jakarta saat ini.
Selain mengetahui sejarah Tanah Abang, saya akan melakukan wawancara dengan Bu Halimah yang bekerja sebagai pedagang sayur di Pasar Tanah Abang.
Saya: “selamat siang bu....”?
Bu Halimah:”siang juga dhek....”
Saya:”Bu, saya ada tugas riset penelitian di Tanah Abang. Oh iya boleh saya tahu nama ibu?”
Bu Halimah:”iya boleh dhek.......nama ibu Halimah.”
Saya:”ibu warga asli Jakarta y?”
Bu Halimah:”iya dhek......ibu warga asli Jakarta.”
Saya:”Sejak kapan ibu memulai usaha berdang sayur di Pasar Tanah Abang? Dan sudah berapa lama ibu berdagang di Pasar Tanah Abang ini?”
Bu Halimah:”iya dhek..... sejak ibu menikah. Ibu berdagang sayur untuk membantu suami dalam mencari nafkah dan ibu sudah berdagang selama 8 tahun.
Saya::”Oh iya, kenapa ibu memilih untuk memulai usaha berdagang di Pasar Tanah Abang?”
Bu Halimah:”iya, karena orang tua ibu semuanya tinggal disini, maka ibu memutuskan untuk memulai usaha berdagang sayur disini. Dan tinggal bersama keluarga.”
Saya:”Oh ya sudah, cukup sampai disini wawancara dari saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Terimakasih Bu Halimah.......”
Bu Halimah:” iya dhek....... sama- sama.”